BULUTANGKIS INDONESIA - Diuntungkan dengan mundurnya andalan tuan rumah, Xu Chen/Ma Jin (3) pada
babak perempat final, pasangan Indonesia berhasil memastikan diri ke
laga pamungkas usai memenangkan duel menghadapi tandem Korea Selatan,
Kim Ki Jung/Kim So Young. Untuk meraih gelar, akan menjadi tugas berat
Tontowi/Liliyana karena sang penantang sukses mengantongi kemenangan 3
laga terakhir atas keduanya.
Pasangan Korea Selatan, Kim Ki Jung/Kim So Young sempat membuat kejutan di turnamen ini dengan memetik kemenangan atas ganda senior Thailand, Sudket Prapakamol/Saralee Thounghongkam (6) di babak kedua. Mendapatkan tiket semi final ‘gratis’ dari pasangan tuan rumah, Xu Chen/Ma Jin (3) yang mundur karena cedera, duo Kim ditantang oleh unggulan lainnya, asal Indonesia, Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir (2).
Tidak seperti pada laga sebelumnya, performa duet muda Korea Selatan tersebut ternyata tidak maksimal seperti yang diharapkan. Faktor mental khususnya saat beradu di depan net beberapa kali tak mampu diantisipasi oleh pasangan Korea. Gim pertama langsung didominasi oleh serangan-serangan Tontowi dan sergapan Liliyana di depan net. Memanfaatkan rasa grogi duo Kim yang seringkali melakukan kesalahan sendiri saat gagal bermain netting maupun terlalu deras medorong bola ke belakang, Tontowi/Liliyana langsung meluncur dengan 11-4 pada paruh awal gim pertama.
Selain unggul dalam serangan dan permainan depan, beberapa penempatan tak terduga Liliyana juga memberikan beberapa poin untuk pasangan Indonesia. Entah karena sudah puas mencatat sejarah sebagai semi finalis Superseries pertama kalinya atau merasa gentar dengan nama besar Tontowi/Liliyana, tidak terjadi perlawanan berarti yang ditunjukkan oleh pasangan Korea. Mengontrol penuh pertandingan hingga 17-7, Tontowi/Liliyana dengan mudah merebut gim pertama, 21-9.
Sempat bangkit di paruh awal set kedua, kesolidan permainan duo Kim membaik dan beberapa kali mampu membendung serangan Tontowi/Liliyana sehinga kedua pasangan terlibat reli-reli yang mengundang tepuk tangan penonton. Variasi penempatan bola pasangan Korea juga sudah terlihat dengan tidak hanya monoton bermain di depan tapi juga beberapa kali merepotkan di area baseline Tontowi/Liliyana. Kedudukan berjalan relatif imbang hingga skor 10-8 untuk sang garuda.
Smash beruntun Tontowi serta pengembalian tak sempurna dari Kim Ki Jung dan penempatan Liliyana yang tak terjangkau di area baseline membuat Indonesia kembali unggul jauh 15-9. Dua pengembalian Tontowi yang melebar menambah perolehan poin wakil Korea namun 6 angka berturut-turut yang dikoleksi oleh tandem merah putih dari pengembalian tak terduga Tontowi setelah di tekan oleh pasangan Korea, smash bloking Liliyana di depan net, tiga kali beruntun pengembalian melebar duo Kim dan smash keras Tontowi dari penempatan Liliyana di area sudut kanan lapangan lawan memastikan kemenangan menjadi milik Indonesia, 21-11.
“Kim So Young sepertinya sudah takut duluan dengan permainan depan Liliyana. Pasangan Korea ini hanya bermain bertahan saja, di depan net juga selalu kena terus sama Liliyana,” ungkap Nova Widianto seperti yang dikutip situs PBSI.
Dominasi Liliyana di depan net juga diakui oleh Tontowi sehingga menyebabkan pasangan Korea lebih banyak bermain defensif.
“Lawan banyak mengangkat bola, mungkin karena Kim So Young bingung juga menghadapi Ci Butet (Liliyana) di depan net,” papar Tontowi.
Selanjutnya lawan berat sudah menunggu Tontowi/Liliyana untuk bisa menggondol gelar di turnamen ini. Kolaborasi Denmark, Joachim Fischer Nielsen/Christinna Pedersen (4) yang mendapatkan kemenangan tanpa bertanding atas unggulan teratas, Zhang Nan/Zhao Yunlei yang mundur karena cedera Zhao paska bermain rangkap sebelumnya akan menjadi penantang Tontowi/Liliyana.
Meskipun menelan pil pahit dalam tiga pertemuan terakhir yaitu pada perebutan medali perunggu Olimpade London 2012, perempat final Korea Open SS Premier 2013, dan semi final Indonesia Open SS Premier 2013 dengan kekalahan dua gim langsung, Tontowi/Liliyana justru semakin penasaran dan sangat menanti kesempatan untuk bertemu andalan nomor wahid Eropa tersebut.
“Kami penasaran mau bertemu Nielsen/Pedersen. Soalnya sudah lama kami tidak bertemu mereka. Dari awal juga berharap bertemu mereka,” kata Liliyana.
“Menonton video pertandingan lawan, itu sudah pasti, supaya kami punya modal untuk melawan mereka, apalagi sudah lama tidak bertemu. Peluang pasti ada, sebagai pemain, kita harus percaya diri mau melawan siapa pun,” lanjutnya kemudian.
Optimisme juga disampaikan oleh sang pelatih, Nova Widianto. Meskipun dari satu sisi China lebih tanggung dari pasangan Denmark, namun pola unik Joachim/ Christinna yang tidak disukai Tontowi/Liliyana karena salah satunya pemain kidal memberikan tantangan tersendiri bagi duet merah putih tersebut.
“Di beberapa pertemuan terakhir, Tontowi/Liliyana kalah dari Nielsen/Pedersen. Namun kali ini kami optimis Tontowi/Liliyana bisa membalas kekalahan dan juara,” tutur Nova.
“Pasangan China sebetulnya lebih kuat, tetapi ada pola permainan pasangan Denmark yang tidak disukai Tontowi/Liliyana. Mungkin karena salah satunya adalah pemain kidal. Nielsen memang lebih dominan ketimbang Pedersen,” pungkasnya kemudian
Pasangan Korea Selatan, Kim Ki Jung/Kim So Young sempat membuat kejutan di turnamen ini dengan memetik kemenangan atas ganda senior Thailand, Sudket Prapakamol/Saralee Thounghongkam (6) di babak kedua. Mendapatkan tiket semi final ‘gratis’ dari pasangan tuan rumah, Xu Chen/Ma Jin (3) yang mundur karena cedera, duo Kim ditantang oleh unggulan lainnya, asal Indonesia, Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir (2).
Tidak seperti pada laga sebelumnya, performa duet muda Korea Selatan tersebut ternyata tidak maksimal seperti yang diharapkan. Faktor mental khususnya saat beradu di depan net beberapa kali tak mampu diantisipasi oleh pasangan Korea. Gim pertama langsung didominasi oleh serangan-serangan Tontowi dan sergapan Liliyana di depan net. Memanfaatkan rasa grogi duo Kim yang seringkali melakukan kesalahan sendiri saat gagal bermain netting maupun terlalu deras medorong bola ke belakang, Tontowi/Liliyana langsung meluncur dengan 11-4 pada paruh awal gim pertama.
Selain unggul dalam serangan dan permainan depan, beberapa penempatan tak terduga Liliyana juga memberikan beberapa poin untuk pasangan Indonesia. Entah karena sudah puas mencatat sejarah sebagai semi finalis Superseries pertama kalinya atau merasa gentar dengan nama besar Tontowi/Liliyana, tidak terjadi perlawanan berarti yang ditunjukkan oleh pasangan Korea. Mengontrol penuh pertandingan hingga 17-7, Tontowi/Liliyana dengan mudah merebut gim pertama, 21-9.
Sempat bangkit di paruh awal set kedua, kesolidan permainan duo Kim membaik dan beberapa kali mampu membendung serangan Tontowi/Liliyana sehinga kedua pasangan terlibat reli-reli yang mengundang tepuk tangan penonton. Variasi penempatan bola pasangan Korea juga sudah terlihat dengan tidak hanya monoton bermain di depan tapi juga beberapa kali merepotkan di area baseline Tontowi/Liliyana. Kedudukan berjalan relatif imbang hingga skor 10-8 untuk sang garuda.
Smash beruntun Tontowi serta pengembalian tak sempurna dari Kim Ki Jung dan penempatan Liliyana yang tak terjangkau di area baseline membuat Indonesia kembali unggul jauh 15-9. Dua pengembalian Tontowi yang melebar menambah perolehan poin wakil Korea namun 6 angka berturut-turut yang dikoleksi oleh tandem merah putih dari pengembalian tak terduga Tontowi setelah di tekan oleh pasangan Korea, smash bloking Liliyana di depan net, tiga kali beruntun pengembalian melebar duo Kim dan smash keras Tontowi dari penempatan Liliyana di area sudut kanan lapangan lawan memastikan kemenangan menjadi milik Indonesia, 21-11.
“Kim So Young sepertinya sudah takut duluan dengan permainan depan Liliyana. Pasangan Korea ini hanya bermain bertahan saja, di depan net juga selalu kena terus sama Liliyana,” ungkap Nova Widianto seperti yang dikutip situs PBSI.
Dominasi Liliyana di depan net juga diakui oleh Tontowi sehingga menyebabkan pasangan Korea lebih banyak bermain defensif.
“Lawan banyak mengangkat bola, mungkin karena Kim So Young bingung juga menghadapi Ci Butet (Liliyana) di depan net,” papar Tontowi.
Selanjutnya lawan berat sudah menunggu Tontowi/Liliyana untuk bisa menggondol gelar di turnamen ini. Kolaborasi Denmark, Joachim Fischer Nielsen/Christinna Pedersen (4) yang mendapatkan kemenangan tanpa bertanding atas unggulan teratas, Zhang Nan/Zhao Yunlei yang mundur karena cedera Zhao paska bermain rangkap sebelumnya akan menjadi penantang Tontowi/Liliyana.
Meskipun menelan pil pahit dalam tiga pertemuan terakhir yaitu pada perebutan medali perunggu Olimpade London 2012, perempat final Korea Open SS Premier 2013, dan semi final Indonesia Open SS Premier 2013 dengan kekalahan dua gim langsung, Tontowi/Liliyana justru semakin penasaran dan sangat menanti kesempatan untuk bertemu andalan nomor wahid Eropa tersebut.
“Kami penasaran mau bertemu Nielsen/Pedersen. Soalnya sudah lama kami tidak bertemu mereka. Dari awal juga berharap bertemu mereka,” kata Liliyana.
“Menonton video pertandingan lawan, itu sudah pasti, supaya kami punya modal untuk melawan mereka, apalagi sudah lama tidak bertemu. Peluang pasti ada, sebagai pemain, kita harus percaya diri mau melawan siapa pun,” lanjutnya kemudian.
Optimisme juga disampaikan oleh sang pelatih, Nova Widianto. Meskipun dari satu sisi China lebih tanggung dari pasangan Denmark, namun pola unik Joachim/ Christinna yang tidak disukai Tontowi/Liliyana karena salah satunya pemain kidal memberikan tantangan tersendiri bagi duet merah putih tersebut.
“Di beberapa pertemuan terakhir, Tontowi/Liliyana kalah dari Nielsen/Pedersen. Namun kali ini kami optimis Tontowi/Liliyana bisa membalas kekalahan dan juara,” tutur Nova.
“Pasangan China sebetulnya lebih kuat, tetapi ada pola permainan pasangan Denmark yang tidak disukai Tontowi/Liliyana. Mungkin karena salah satunya adalah pemain kidal. Nielsen memang lebih dominan ketimbang Pedersen,” pungkasnya kemudian
Result 4 kali pertemuan Tontowi/Lilyana VS Fischer/Pedersen
1. Yonex BWF World Championships 2011
- Skor : 21-12 21-13
1. Yonex BWF World Championships 2011
- Skor : 21-12 21-13
2. London Olympic 2013
- Skor : 12-21 12-21
- Skor : 12-21 12-21
3. VICTOR Korea Open 2013
- Skor : 19-21 20-22
- Skor : 19-21 20-22
4. Djarum Indonesia Open 2013
- Skor : 15-21 14-21
- Skor : 15-21 14-21
Tontowi/Lilyana Kalah di 3 pertemuan terakhir, semoga di
pertemuanya yang ke- 5 ini, Tontowi/Lilyana bisa balas dendam atas Ganda
Campuran Terbaik Eropa Fischer/Pedersen
Sumber : Bulutangkis.com
0 comments:
Posting Komentar